Aktualisasi Kokurikuler MTsN 6 Kulon Progo: Sinergi Kebugaran dan Pelestarian Budaya Lokal

31 Oktober 2025 Devy Eka Nurmalasari 24

Aktualisasi Kokurikuler MTsN 6 Kulon Progo: Sinergi Kebugaran dan Pelestarian Budaya Lokal

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 6 Kulon Progo berhasil melaksanakan Pentas Kreativitas Siswa sebagai bagian integral dari penuntasan program kokurikuler. Kegiatan ini dirancang secara komprehensif, memadukan aspek kesehatan fisik melalui Senam Anak Indonesia Hebat dengan upaya pelestarian warisan kuliner nasional melalui kegiatan Memasak Makanan Tradisional Nusantara, Jum’at ( 31/10/2025)

Program kokurikuler ini bertujuan spesifik untuk memfasilitasi pengembangan potensi non-akademik peserta didik, sekaligus menginternalisasi nilai-nilai kebugaran jasmani serta menumbuhkan kecintaan yang mendalam terhadap kekayaan budaya lokal.

Pelaksanaan pentas diawali dengan sesi Senam Anak Indonesia Sehat yang diikuti penuh antusias oleh siswa kelas VII. Keterlibatan aktif dan gerakan yang energik ini secara langsung merefleksikan keberhasilan madrasah dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat.

Kepala MTsN 6 Kulon Progo, Muhammad Muslich Purwanto, S. Ag., M.Pd., menyampaikan apresiasi tinggi atas partisipasi dan daya cipta siswa. Beliau menegaskan bahwa program kokurikuler semacam ini memiliki efektivitas tinggi dalam mengaktualisasikan bakat laten siswa di luar ranah kurikulum wajib.

“Melalui pentas kreativitas ini, kita melihat bahwa siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga terampil dalam menggerakkan badan dan melestarikan budaya. Ini adalah wujud nyata dari pendidikan karakter dan penguatan profil pelajar madrasah yang seimbang,” ujarnya.

Bagian paling dinanti adalah sesi puncak yang melibatkan penilaian dan pameran hasil praktik memasak makanan tradisional dari kelas IX. Setiap kelompok siswa ditugaskan untuk menyajikan keragaman kuliner khas Nusantara, mulai dari Kue Lupis, Kue Bugis Mandi, Es Pisang Pelangi, Pisang Ijo hingga hidangan populer seperti Kue Klepon, Sosis Solo, Lumpia Semarang, Somay, dan Cireng.

Aktivitas memasak ini melampaui proses pengolahan bahan; ia menjadi media pembelajaran yang komprehensif mengenai sejarah, filosofi, dan teknik memasak tradisional yang diwariskan lintas generasi. Selain keterampilan praktik, siswa juga dituntut memiliki kompetensi presentasi yang baik saat menyajikan masakan di hadapan dewan juri.

Sejalan dengan hal tersebut, Zuni Astusti salah satu guru, menekankan bahwa Kegiatan ini bukan hanya sekadar senam, tapi juga membangun kekompakan dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sejak dini, anak-anak juga tampak antusias dan bersemangat. (nhc)
 

Bagikan Artikel