24 Oktober 2024 admin 14
Kulon Progo (MTsN6KP) – Prestasi kembali ditorehkan oleh siswa-siswi MTsN 6 Kulon Progo. Kali ini, dua siswa berbakat berhasil mewakili madrasah dalam ajang Lomba Maos Aksara Jawa yang digelar pada hari Kamis, 24 Oktober 2024 bertempat di Balai Bahasa Yogyakarta. Kompetisi tersebut diadakan sebagai bagian dari gerakan Oktober sebagai Bulan Bahasa sekaligus upaya melestarikan budaya dan bahasa Jawa di kalangan generasi muda.
Dua siswa yang mewakili MTsN 6 Kulon Progo adalah Luthfia Tiarasati dari kelas 8B dan Latifah Halimatus Sa’diyah dari kelas 7A. Keterlibatan mereka dalam lomba ini menunjukkan semangat mereka untuk mempelajari dan mendalami aksara Jawa, sebuah warisan budaya yang kian penting untuk dilestarikan.
Kepala MTsN 6 Kulon Progo, H. Riza Faozi, S. Ag., M.S.I., mengungkapkan rasa bangganya atas partisipasi kedua siswa tersebut. “Ini adalah kesempatan besar bagi siswa-siswa kita untuk tidak hanya menunjukkan kemampuan akademis, tetapi juga mengenalkan kecintaan terhadap budaya lokal, khususnya aksara Jawa, yang sudah mulai jarang dipelajari oleh generasi muda saat ini,” ungkap Riza.
Lomba Maos Aksara Jawa ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk mengasah kemampuan membaca, menginterpretasi, dan menyampaikan naskah beraksara Jawa dengan baik dan benar. Selain itu, acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya Jawa di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi.
Luthfia Tiarasati dan Latifah Halimatus Sa’diyah telah melalui proses seleksi yang ketat di tingkat madrasah sebelum akhirnya terpilih untuk mengikuti lomba ini. Mereka berlatih intensif di bawah bimbingan guru Bahasa Jawa, Ibu Ismi Rahayu, S.TP. “Kami sangat bangga bisa mewakili MTsN 6 Kulon Progo dan berharap dapat memberikan yang terbaik dalam lomba ini,” ujar Luthfia.
Kompetisi ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang datang dari berbagai sekolah dan madrasah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap peserta dituntut untuk membaca naskah dalam aksara Jawa dengan baik, dan menceritakan isi yang terkandung dalam naskah tersebut.
Pembimbing lomba Maos Aksara Jawa, Ibu Ismi Rahayu mengungkapakan bahwa; “Aksara Jawa adalah warisan leluhur yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Namun, sayangnya saat ini semakin jarang dipelajari oleh generasi muda. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi semangat Luthfia Tiarasati dan Latifah Halimatus Sa’diyah yang terus mau belajar dan memahami aksara ini. Kompetisi ini menjadi salah satu sarana penting untuk mengasah keterampilan kalian dalam membaca dan menafsirkan aksara Jawa, sekaligus memupuk rasa cinta terhadap budaya kita sendiri,” ungkap Ismi.
Dengan adanya lomba ini, diharapkan generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya lokal, serta terinspirasi untuk terus mempelajari aksara Jawa sebagai salah satu identitas budaya bangsa.